Karir William Tanuwijaya Bersama Tokopedia, Sebelum Memutuskan Hengkang
William Tanuwijaya dikabarkan bakal keluar dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, dan meninggalkan jabatannya sebagai Komisaris di sana. Setelah tidak lagi berkiprah di perusahaan yang dia dirikan itu, William rencananya akan meniti karir baru di tempat lain.
Keluarnya William dari GoTo nantinya bakal diresmikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan dan juga RUPS Luar Biasa yang digelar pada Juni 2024 nanti, melansir dari laman Bursa Efek Indonesia.
Banyak pencapaian yang berhasil ditorehkan William Tanuwijaya selama menjalani karirnya itu. Tokopedia, yang merupakan e-commerce terbesar di Indonesia adalah warisan yang ditinggalkan pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara tersebut.
Pencapaiannya tidak hanya menjadi seorang pengusaha startup teknologi, namun mampu menjadi inspiratif bagi banyak orang, utamanya mereka yang ingin memulai karir sebagai wirausahawan.
Sosoknya menjadi panutan untuk memotivasi banyak orang, lantaran memiliki karir cemerlang meski dia bukan berasal dari keluarga yang kaya.
Usai lulus SMA, William memutuskan untuk pergi ke Jakarta karena ingin meneruskan pendidikannya di Universitas Bina Nusantara dan mengambil jurusan Teknik Informatika.
Akan tetapi ketika baru menginjak tahun kedua, ayahnya yang seorang buruh pabrik jatuh sakit, sehingga anggaran yang awalnya ditujukan untuk biaya kuliah, terpaksa harus digunakan untuk membiayai pengobatan sang ayah.
Ingin terus melanjutkan kuliahnya, William pun akhirnya bekerja sampingan dengan menjadi penjaga warung internet (Warnet). Dari sini dia sadar jika minat dan bakatnya cukup tinggi pada bisnis internet.
Kemudian dia mengajak temannya yang bernama Leontinus Alpha Edison untuk membangun sebuah situs marketplace atau lokapasar. Keduanya menghabiskan waktu hingga dua tahun lamanya, hingga akhirnya situs bernama Tokopedia yang mereka buat bisa dirilis di tahun 2009 silam.
William pun sadar ternyata bisnis marketplace online mempunyai banyak sekali tantangan. Salah satunya adalah mereka kesulitan dalam merekrut pegawai yang memiliki kemampuan dan latar belakang di bidang digital. Sempat membuat lowongan kerja, namun tidak ada satupun lamaran yang masuk.
Masalah lainnya adalah soal modal, di mana mereka juga kesulitan untuk mencari pemodal yang mau menaruh uang mereka di Tokopedia. Sebab, masa-masa tersebut prospek bisnis teknologi digital dianggap minim oleh para calon investor.
Tidak menyerah, akhirnya mereka mendapatkan investor pertama yakni East Ventures di tahun 2010. Kerja keras William dengan Tokopedia pun dengan segera membuahkan hasil, di mana startup ini menjelma menjadi salah satu e-commerce terbesar di Indonesia.
Tercatat, selama delapan putaran pendanaan Tokopedia mampu meraup uang sebanyak US$2,5 miliar, dan di tahun 2019 valuasinya menembus angka US$7 miliar.
Sementara dari sisi pengguna aktif, tercatat setiap bulannya ada 90 juta pengguna. Jumlah seller atau penjual di Tokopedia menembus angka 5 juta, dan 94% merupakan penjual ultra mikro.
Prestasi terbesar Tokopedia adalah mendapatkan status Unicorn, di mana hal ini tentu adalah sebuah kebanggan bagi seseorang yang tidak mempunyai latar belakang wirausaha.
Tidak heran juga akhirnya William mendapatkan banyak sekali penghargaan bergengsi. Misalnya saja Ernst & Young Indonesia memberikannya gelar Entrepreneur of The Year di tahun 2019. Satu tahun kemudian William menjadi cover untuk majalah Forbes Indonesia dengan penghargaan Businessman of The Year.
Selain itu, majalah Fortune Indonesia juga memasukkan nama William dalam daftar Businessperson of The Year di tahun 2021. Penghargaan ini didapatkan tidak lama usai terjadinya merger antara Tokopedia dengan Gojek.
Tokopedia kini berada di bawah kepemilikan GoTo dan TikTok, di mana pada awal 2024 ini TikTok secara resmi mengambil bagian saham Tokopedia yang nilai transaksinya diperkirakan mencapai lebih dari Rp23 triliun dan menjadi pengendali saham.
Merger tersebut menjadikan TikTok Shop terintegrasi dengan Tokopedia, yang kemudian diberi nama Shop Tokopedia. William meninggalkan Tokopedia tidak lama setelah terjadinya merger, yang menandai dinamika bisnis e-commerce yang dia bangun.
Apa Reaksi Kamu?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow