Pernyataan Kereta Cepat Whoosh Bikin WIKA Rugi Besar Dibantah BUMN
Beritadata - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA menyatakan bahwa proyek Kereta Cepat Whoosh mengakibatkan kerugian perusahaan hingga Rp7,12 triliun. Hal ini disampaikan dalam laporan keuangan perusahaan. Kerugian perusahaan membengkak, hingga mencapai level 11.860% pada tahun lalu, padahal kerugian bersih WIKA pada tahun 2022 hanya Rp59,59 miliar.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, mengungkapkan bahwa perusahaan memang harus menanggung beban bunga yang tinggi. Namun, kerugian lainnya disebabkan oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).
"Kita memang yang paling besar karena dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dari penyertaan saja kita sudah Rp6,1 triliun," ujar Agung dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (8/7), mengutip dari Kompas.
"Selain itu, yang masih berselisih atau belum dibayar sekitar Rp5,5 triliun. Sehingga total hampir Rp12 triliun," tambahnya.
Sebagai informasi, PSBI adalah anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang memegang mayoritas saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dengan porsi 60%. Di sisi lain, WIKA diketahui mempunyai sebanyak 38% saham di PSBI.
Akibat kerugian besar yang dialami perusahaan, Agung menyebut WIKA perlu mengumpulkan modal. Ini dilakukan dengan menerbitkan obligasi yang malah menambah beban keuangan.
"Oleh karena itu, untuk uang ini, WIKA juga harus melakukan pinjaman melalui obligasi. Apalagi dengan adanya bisnis properti di mana kita memberikan surat hibah lahan (SHL) yang cukup besar pada periode 2019-2022," jelasnya.
Beban WIKA yang membengkak terdiri dari beban lain-lain yang naik 310,16% menjadi Rp5,40 triliun. Sementara itu, beban keuangan meningkat 133,70% menjadi Rp3,20 triliun pada tahun 2023.
Bantahan Dari BUMN
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyampaikan keterangan sebagai bantahan jika proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau yang bernama Whoosh itu jadi biang kerok WIKA mengalami kerugian usaha.
Menurut Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, investasi WIKA pada proyek Whoosh masih bersifat awal dan belum memberikan keuntungan langsung. Ia mengatakan bahwa kerugian akan terjadi jika proyek Whoosh dibatalkan.
"Bukan menyumbang kerugian, di mana-mana ada investasi dulu. Misalnya, kalau membangun rumah, rugi atau tidak? Tahun pertama bagaimana? Itu untuk bisnis, kerugian terjadi jika perusahaan kereta cepatnya tidak beroperasi," katanya saat ditemui di Kantor Perum Perhutani, Jakarta, Senin (15/7).
Arya juga menambahkan bahwa bisnis Whoosh saat ini justru semakin membaik. Ini terlihat dari frekuensi perjalanan yang mencapai 40 perjalanan dari target 60 perjalanan per hari.
Tidak hanya itu, tingkat keterisian penumpang kereta Whoosh saat ini diketahui telah mengalami kenaikan hingga 21 ribu penumpang, dari target yang ditetapkan sebelumnya sebanyak 30 ribu penumpang untuk setiap harinya.
"Bertahap, jadi tidak mungkin tiba-tiba. Jualan masa langsung tercapai, bertahap. Tapi sekarang sudah bagus," ujar Arya.
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh dikerjakan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
KCIC adalah perusahaan patungan antara konsorsium BUMN, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dan konsorsium perusahaan perkeretaapian China, Beijing Yawan HSR Co. Ltd yang memakai skema pembiayaan business to business (B2B).
Konsorsium BUMN yang terlibat dalam pembangunan Whoosh adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT KAI (Persero).
Apa Reaksi Kamu?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow