Bisnis SPBU Shell di Indonesia Banyak Yang Tutup, Ini Sebabnya
Bisnis SPBU Shell dilaporkan mulai banyak yang berhenti beroperasi di sejumlah wilayah di Indonesia. Penutupan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell ini seiring dengan rencana yang sebelumnya telah digagas perusahaan guna menghentikan operasional mereka di beberapa tempat di Medan dan juga Sumatera Utara pada tahun ini.
Penutupan ini merupakan bagian dari strategi Shell dalam lingkup global, yang bertujuan guna menciptakan nilai lebih dan juga emisi yang lebih sedikit.
“Perusahaan bakal menghentikan operasional sembilan bisnis SPBU Shell yang ada di Medan, Sumatera Utara di tahun ini,” terang Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea seperti mengutip dari Bisnis.
Shell Indonesia sekarang ini tengah fokus dalam mengembangkan rantai pasokan energi rendah karbon serta penyederhanaan kinerja perusahaan.
Sebelumnya, beredar informasi bahwa kantor pusat Shell bakal menghentikan sebanyak seribu bisnis SPBU mereka sejumlah negara. Penutupan ini dilakukan secara bertahap sampai dengan tahun 2025. Alasannya adalah untuk strategi transisi energi.
Nantinya, Shell bakal menanamkan modal mereka lebih banyak pada Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sampai dengan tahun 2030 atau hingga 6 tahun ke depan.
“Rencana kami adalah mendivestasikan sebanyak 500 SPBU termasuk yang berasal dari usaha patungan, per tahunnya antara 2024 sampai dengan 2025,” terang perwakilan Shell seperti mengutip dari Laporan Energy Transition Strategy 2024.
Adapun hingga sekarang Shell telah mengoperasikan sebanyak 46 ribu lebih lokasi ritel mereka yang ada di seluruh dunia, di mana sebagian besarnya adalah bisnis SPBU. Akan tetapi mereka rencananya bakal menutup sebanyak seribu SPBU di antaranya, atau sejumlah paling tidak 3% dari total.
Walaupun jumlah bisnis SPBU Shell yang akan ditutup itu jumlahnya masih cukup sedikit, perusahaan menyebut jika langkah ini merupakan perubahan fokus yang ke depannya diharapkan bisa memenuhi peningkatan SPKLU bagi masyarakat.
Meski demikian, Shell tidak memaparkan dengan rinci lokasi bisnis SPBU mana saja yang bakal mereka tutup. Mereka hanya menjelaskan soal perincian penambahan SPKLU.
Jumlah target operasional SPKLU Shell adalah sebanyak 200 ribu unit hingga tahun 2030 mendatang, di mana saat ini mereka telah mengoperasikan sebanyak 54 ribu SPKLU di seluruh dunia.
Lebih lanjut, Shell lebih memilih untuk mengembangkan bisnis mereka pada SPKLU daripada layanan home charging. Salah satunya adalah karena mereka merasa memiliki keuntungan kompetitif soal lokasi, di mana jaringan stasiun pengisian mereka merupakan salah satu yang paling besar di dunia.
Biaya Bisnis SPBU Shell
Merujuk pada laman resmi di situs mereka, Shell diketahui telah mulai membuka bisnis SPBU mereka di Indonesia sejak tahun 2005. Hingga tahun 2024 ini, ada sebanyak 215 SPBU yang tersebar di lima provinsi, yakni Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera Utara.
Adapun biaya bisnis SPBU Shell atau nilai untuk berinvestasi sebagai mitra Shell adalah Rp1,5 miliar sampai dengan Rp7 miliar untuk setiap lokasinya. Sedangkan pembagian hasil bersama dalam bentuk Dealer Owned Dealer Operated (DODO) adalah sebesar 70% untuk Shell dan 30% untuk mitra.
Lebih lanjut, ada dua tipe SPBU yang ditawarkan, yakni tipe konvensional dengan nilai investasi sebesar Rp5 sampai Rp7 miliar. Tipe ini disarankan untuk dibangun di daerah perkotaan atau pemukiman padat yang luas areanya sekitar 2.000 m2. Kapasitas volume bahan bakarnya berkisar 12 kilo liter untuk setiap harinya dan estimasi pelanggan hingga 600 kendaraan.
Rata-rata Break Event Point (BEP) SPBU tipe ini antara 4 sampai 6 tahun. Adapun BEP yang dimaksud Shell adalah sebuah kondisi saat pendapatan dan pengeluaran perusahaan sama.
Yang kedua adalah modular kontainer, di mana tipe SPBU jenis ini disarankan untuk daerah yang jumlah penduduknya sedang dan luas area mencapai 1.300 m2. Biaya investasi untuk SPBU modular Shell sekitar Rp1,5 sampai Rp2 miliar dan estimasi BEP sampai dengan 6 tahun. Kapasitas BBM diketahui sebesar 4 sampai 6 kiloliter setiap hari dan perkiraan pelanggan mencapai 250 kendaraan per harinya.
Meski demikian, Shell menekankan bahwa ada syarat serta ketentuan yang berbeda, tergantung dari setiap daerah masing-masing. Ini mengingat besaran biaya operasional yang juga berbeda.
Sumber pendapatan mitra Shell bisa didapatkan dari empat pos, yaitu penjualan BBM, pelumas, toko ritel dan juga potensi keuntungan dari modal.
Apa Reaksi Kamu?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow